Kendati mega proyek yang menggunakan dana APBD tahun 2014 itu telah rampung sejak beberapa bulan lalu, tempat wisata tersebut hingga kini belum dimanfaatkan oleh pemerintah terkait. Alhasil, sekitar areal proyek kini dipenuhi semak belukar dan besi bangunan mulai karatan.
Mantan Direktur BUMD Nisel Julius Dachi saat dikonfirmasi melalui selulernya menjelaskan, pembangunan waterpark di Nisel berbiaya kurang lebih Rp19 miliar dikerjakan ketika ia jabat direktur.
“Saat ini waterpark sudah rampung namun sangat disayangkan tidak difungsikan oleh pemerintah daerah,” katanya, Kamis (1/8/2019).
Dijelaskannya juga, sebelumnya waterpark di Nisel dibangun sebagai tempat rekreasi masyarakat dengan target untuk menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Selain itu, juga sebagai upaya di bawah pemerintahan mantan Bupati Nisel Idealisman Dakhi dalam membukan lapangan kerja bagi masyarakat lokal.
“Selain itu, proyek itu juga menjadi salah satu pendukung pengembangan destinasi wisata dan sebagai salah satu wahana pariwisata di wilayah Nisel. Apalagi sebagai daerah pariwisata tentu sangat menunjang,” tuturnya.
Sebenarnya, kata Julius, waterpark kini sudah bisa beroperasi. Namun sayangnya ditelantarkan. Padahal sebelumnya Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI menyarankan pemerintah daerah agar bangunan tersebut difungsikan apalagi dalam status sudah rampung.
Masyarakat dari berbagai kalangan menilai bangunan waterpark yang di terlantarkan di Nisel merupakan salah satu bentuk pemborosan keuangan negara. Apalagi bangunan tersebut telah menelan sekitar dana Rp 19 miliar.(OSc)